Sayup Suara Kedamaian

  


Orangtuasekolah.id-- Bumi yang saat ini diduga telah dikuasai oleh sekelompok kecil penjahat super kaya, telah membeli hampir semua yang ada di bumi. Golongan tersebut hendak memperbudak seluruh umat manusia di bumi karena memegang kendali atas media, kesehatan, industri, hingga pemerintahan. Seluruh agenda yang dilakukan hanya memberi keuntungan pada golongan tertentu, bukan rahmatan lil alamiin. Film dokumenter berjudul Monopoli, who owns the world karya Tim Gielenmemperkuat dugaan tentang adanya kelompok elite pengendali dunia tersebut.

Sebuah jargon media massa “Bad news is a good news” memiliki andil sebagai senjata perusak paling ampuh yang berfungsi sebagai penyebar propaganda, mesin pembunuh rasa kemanusiaan, dan mengkaburkan pemahaman antar sesama manusia. Mengapa dunia lebih diwarnai oleh konflik antar kelompok, tetesan darah, jeritan serta tangisan anak dan orang tua? Mengapa kita lebih sering mencium bau mesiu? Mendegar desing peluru, serta mengecap kengerian?, Benarkah dunia seperti ini yang kita inginkan? 

Tentu saja setiap dari kita mengaharapkan ketentraman dan mendambakan kedamaian, namun umat manusia (masyarakat) diisi oleh mayoritas yang senantiasa diam, suara mereka tidak terdengar karena hegemoni para penguasa atau segelintir orang yang memiliki kepentingan. Ungkapan John Lennon, semakin banyak saya melihat, semakin sedikit saya tahu yang pasti, begitulah dunia dengan segala kebohongan propaganda, sesuatu yang nyata dan benar menjadi barang langka.

Lalu bagaimana seharusnya kita sebagai seorang muslim mensikapi kemelut yang tengah terjadi dimuka bumi?. Selayaknya, kita harus memiliki optimisme dalam memandang kehidupan dan seluruh dinamikanya, serta keyakinan bahwa bersama Allah kita pasti menang, merendah dihadapan Allah dengan berdoa, serta memperbaiki hubungan antar sesama manusia, terutama yang berbeda keyakinan. Kita dapat memiliki andil  dalam penyebaran berita-berita kebaikan yang dapat mengimbangi gencarnya berita-berita propaganda, Al haq bila nidzomin, yaghlibuhu al bathil bi nidzomin, kebenaran yang tak terorganisir, akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.

Sebagai seorang muslim yang mengamalkan nilai-nilai Islam, tidak seharusnya kita kerap mendebatkan perbedaan madzab dalam beragama, antipati dengan yang berbeda keyakinan, suku, atau ras ketika hendak memberikan pertolongan. Kebenaran sering kita abaikan jika berhadapan dengan hal-hal primordial yang dapat memunculkan diskriminasi, konflik, mengurangi objektivitas ilmu pengetahuan, dan menghambat hubungan antar kelompok.

Sudah waktunya umat Islam sebagai pemangku kewajiban dalam menyebarkan nilai-nilai Islam bersatu, namun kian hari, mengapa polarisasi dirasa semakin meninggi, apakah karena sejak kecil kita selalu didorong untuk selalu bersaing, berkompetisi, sehingga lupa caranya berkolaborasi, hingga sulit rasanya untuk bersinergi? Dunia ini milik umat, bukan milik segelintir orang atau kelompok tertentu, kita wajib memperjuangkan kehidupan yang rahmatan lil alamin.

Benarkah uang menjadi kendali atas dunia? Tidak. Karena dia hanyalah salah satu alat aktualisasi kebaikan ataupun keburukan yang diciptakan manusia. Menurut penulis, kesatuan para penjunjung nilai-nilai kebaikan-lah yang sebenarnya dapat menguasai kendali atas dunia agar terwujud kehidupan damai sesuai harapan setiap jiwa yang beragama, karena kekayaan tanpa iman adalah kemiskinan terhebat. Mengapa kesatuan dan kolaborasi menjadi hal yang mustahil untuk diwujudka? Padahal tidak ada ajaran agama manapun yang menyeru pada sebuah kehancuran ataupun kesesatan. Seperti ungkapan Filsuf Syams Tabriz,

 

Dunia ini seperti gunung,

gelombangmu tergantung pada dirimu.

Jika kamu menyuarakan hal-hal baik,

dunia akan mengembalikannya,

begitu pula sebaliknya jika kau menyuarakan hal-hal buruk,

maka dunia akan mengembalikannya.

 

Kedzhaliman akan terus ada bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tetapi karena diamnya orang-orang baik, al musibah laysa fi dzulmi al asyrar bal fi shomti al ahyar. Gelombang buruk yang diciptakan para pendosa akan dikembalikan dunia dengan suara-suara keburukan pula, itu akan berimbas pada seluruh kehidupan umat manusia di bumi, termasuk orang orang dengan jiwa yang suci. Lalu apakah kita akan diam saja?.

Sudah menjadi kewajiban sebagai seorang muslim kita konsisten dalam belajar, menggali ilmu pengetahuan, mengajarkan kebaikan dan menjaga diri dengan perilaku yang baik agar timbul citra baik dari seorang pemeluk agama, serta istiqomah dalam melakukan hal-hal kebaikan dilingkungan terdekat kita. Menurut Imam Ghazali, separuh kekafiran kepada Tuhan didunia ini, disebabkan oleh orang orang yang membuat agama terlihat jelek, karena perilaku dan kebodohan mereka. Mari bersinergi memperbaiki dan memiliki kendali dalam kehidupan dunia dimulai dari peningkatan kualitas diri. _Ariene GuzeL_

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.