Dana Darurat, Pentingkah atau Boleh Diskip?




orangtuasekolah.id-- Awal bulan identik dengan istilah 'tanggal muda' bagi para karyawan. Hal tersebut dikarenakan rekening gaji yang masih full charge. Meskipun ada beberapa perusahaan yang membagikan gaji karyawannya di akhir bulan. 

Tentunya, hal ini tidak berlaku bagi para pengusaha. Akan tetapi secara tidak langsung sangat berdampak bagi usaha mereka. Ketika 'tanggal muda' orang-orang lebih konsumtif dibandingkan akhir bulan di saat rekening gaji sudah mulai menipis, alias 'tanggal tua'. 

Apakah fenomena 'tanggal muda' dan 'tanggal tua' ini akan berpengaruh jika kita bisa mengatur keuangan dengan baik? Entah sebagai tim karyawan ataupun tim pengusaha.

Di era milenial seperti sekarang, sudah banyak beredar tips agar keuangan kita tetap sehat. Kita bisa mempelajarinya dengan mudah melalui internet. Namun, butuh konsistensi dan disiplin tinggi dalam mempraktikkannya agar berhasil. 

Menjadi konsumtif tentunya sah-sah saja jika pengeluaran lebih kecil daripada pendapatannya. Akan tetapi alangkah baiknya ketika kita mampu mengalokasikan pendapatan dengan prioritas utamanya adalah sedekah, tabungan, investasi, dana darurat, dan kemudian cicilan jika ada. Setelah semuanya disisihkan baru kita bisa menggunakannya untuk biaya hidup atau kebutuhan bulanan. 

Mari kita bahas salah satunya dulu yaitu dana darurat. Dana darurat adalah dana yang disimpan untuk keadaan darurat; baik itu kerusakan rumah, kerusakan kendaraan, kerusakan alat-alat rumah tangga lainnya, anggota keluarga sakit, musibah bencana alam, pendapatan usaha menurun seperti dampak pandemi COVID-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir, ataupun kejadian-kejadian yang tak terduga secara mendadak. 

Dana darurat sebagaimana sesuai dengan namanya, wajib siap sedia dan bisa digunakan tanpa mengganggu alokasi dana lainnya. Meskipun kita berharap hal-hal diatas tidak terjadi, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita mempersiapkan dengan baik agar tidak berhutang.

Dimana sebaiknya dana darurat disimpan? Dana darurat sebaiknya disimpan di instrumen keuangan yang liquid (mudah dicairkan atau dijual) seperti antara lain;

1. Tabungan di Bank Syariah akad wadiah
2. Deposito Syariah (LPS hanya menjamin <2Milyar)
3. Emas atau logam mulia (disaat kita tahu harga jual saat ini sudah lebih dari harga beli)
4. Reksa Dana Pasar Uang Syariah (nilainya yang cenderung stabil)

Dana darurat tidak bisa disimpan dalam bentuk properti. Karena properti cenderung tidak cepat dijual, butuh waktu dan tambahan biaya untuk proses jual beli. 

Dana darurat yang ditempatkan di saham syariah juga tidak disarankan. Karena harga saham yang cenderung berfluktuatif (naik turun) terutama dalam jangka pendek, padahal kondisi darurat dapat terjadi kapan saja dan tidak semua saham syariah liquid.

Umumnya berapa besar dana darurat yang harus dikumpulkan?
1. Single = 3 kali pengeluaran bulanan
2. Menikah = 6 kali pengeluaran bulanan
3. Menikah dan punya anak = 12 kali pengeluaran bulanan

Besaran ini hanya sebagai contoh acuan, nominal tepatnya bisa disesuaikan dengan pendapatan masing-masing individu. 

Dengan mempersiapkan dana darurat, mari kita sama-sama belajar dari Rasulullah SAW. 
"Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun." HR. Bukhari no.2904 dan Muslim no.1757.

Bagaimana, dana darurat pentingkah atau boleh diskipIn syaa Allah penting sebagai bentuk ikhtiar kita dalam menghadapi risiko-risiko yang terjadi dalam kehidupan. <Rahduta Putri>

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.